Sabtu, 17 Maret 2012

Hati-hati dengan garam

Ibarat sayur kurang garam! Istilah itu  tampaknya kini mulai kurang populer, setidak-tidaknya di kalangan masyarakat modern yang sangat peduli dengan kesehatannya. Kini,  garam tak lagi menjadi sahabat makanan. Bahkan, penggunaan garam  telah dibatasi seminimal mungkin. Apa yang menyebabkan garam begitu  dimusuhi?
The Scientific Advisory Committee on Nutrition (SACN) baru-baru  ini mengungkapkan, terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat memicu  tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke.
Menurut penelitian, umumnya manusia mengkonsumsi 9 gram garam setiap hari. SACN menyarankan konsumsi garam sebaiknya tidak lebih  dari 6 gram per hari. Sedangkan, bagi anak-anak satu sampai enam  tahun konsumsi garam sebaiknya dibatasi sampai 2 gram setiap hari. Sedangkan, anak-anak berumur tujuh sampai 14 tahun dianjurkan untuk  mengkonsumsi garam maksimal 5 gram.
Sebenarnya, garam mengandung banyak manfaat. Garam dipercaya  dapat membantu gerak saraf, menggerakkan otot dan menjaga  keseimbangan cairan tubuh.
Namun, jumlah garam yang berlebihan dalam tubuh dikhawatirkan  dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti:  tekanan darah tinggi. Terlalu banyak garam dapat memicu tekanan darah tinggi. Volume darah dapat meningkat akibat konsumsi garam.  Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa melalui  arteri. Penderita tekanan darah tinggi disarankan membatasi konsumsi garam hanya sampai 8,3 Hg dan 4,4 mm Hg. Selain itu, penderita hipertensi disarankan pula memadukan pola pengurangan garam dengan  diet kaya buah-buahan, sayuran dan makanan rendah lemak.
Osteoporosis. Garam berpengaruh pada kekuatan tulang. Garam dapat menyebabkan tubuh kehilangan kalsium melalui urine.  Sehingga, tubuh mengimbanginya dengan melepaskan kalsium dari tulang  untuk menjaga kestabilan dalam darah.
Resistensi terhadap cairan. Garam dapat memperburuk  resistensi terhadap cairan. Kondisi ini banyak dialami wanita. Garam  dapat membentuk cairan pada kaki yang terjadi jika seseorang duduk  dalam waktu yang cukup lama. Mengurangi konsumsi garam setengah dari  rata-rata akan mengakibatkan kehilangan cairan sebanyak 3lb, menurut  Prof. Graham MacGregor, seorang ahli garam di rumah sakit St George, London.
Asma. Garam ternyata juga dapat memperburuk asma. .Keseimbangan sodium dalam tubuh dapat mengganggu sensitivitas  lapisan paru-paru. Sehingga, pengurangan garam aakan sangat bermanfaat bagi penyakit asma.
Kanker perut. Kanker perut ternyata berkorelasi dengan  tingginya konsumsi garam. Jumlah garam yang berlebihan dapat mengurangi lapisan pelindung perut yang mungkin terinfeksi dengan  Helicobacter pylori, bakteri perut yang dikaitkan dengan radang  perut.
Sumber : www.suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar